Nilai Akademis atau Aktif Berorganisasi? Kenapa Tidak Keduanya?

Haiii! Jadi ini adalah salah satu tulisan esai yang ku tulis waktu masa ospek dulu. Saat itu tema yang diusung adalah pentingnya nilai akademik dan aktif berorganisasi.


Nilai Akademis atau Aktif Berorganisasi? Kenapa Tidak Keduanya?


Pada hakikatnya setiap manusia diciptakan memiliki kemampuan. Adakalanya seseorang hebat di bidang matematika, fisika, kimia, geografi, ekonomi, atau mata pelajaran sekolah lainnya. Ada pula seseorang yang hebat di bidang seni tari, drama, tarik suara, melukis, bermain gitar, memainkan piano, olah raga, dan lain sebagainya. Dan banyak juga orang yang pandai matematika dan sekaligus pandai memainkan gitar. Setiap manusia diciptakan berbeda dengan keunikan dan keahliannya masing-masing. Tapi untuk mengetahui hal tersebut, seseorang harus menggali potensi diri dan mengambil setiap kesempatan yang diberikan. Untuk itu Tuhan telah menciptakan potensi dan keahlian dirinya di dalam tubuh dan otak manusia. Dengan adanya kerjasama yang baik antara otak dan tubuh manusia dipastikan kesuksessan akan nampak di depan mata.

Rata-rata otak manusia membagi kegiatannya secara jelas ke dalam dua bagian, yakni otak kanan dan otak kiri. Menurut penelitian, sisi kiri otak bekerja lebih baik pada keterampilan mengolah angka, menganalisa, obyektivitas, logika, dan keterampilan ilmiah. Sementara otak kanan berperan mendominasi kegiatan musik dan selera seni, subyektivitas, imajinasi, intuisi, kreatifitas, dan emosi. Pada dasarnya, seseorang cenderung menggunakan otak di bagian tertentu saja, namun bukan berarti tidak ada yang bisa memanfaatkan kemampuan kedua bagian otak.

Seseorang yang bisa memanfaatkan kemampuan kedua bagian otaknya pada umumnya ialah yang mendapatkan juara kelas, mendapatkan nilai akademis yang tinggi, namun ia juga pandai bersosialisasi, berkoordinasi, dan pandai mencari pengalaman di organisasi. Bukan perkara mudah bagi seseorang bisa mengatur jadwal dan waktunya supaya selalu memberikan yang maksimal.

Karena hal tersebuh bukanlah sebuah perkara mudah, hal inilah yang sering dicari dalam sebuah perekrutan pekerja. Mereka para petinggi perusahaan lebih senang memilih orang-orang yang memiliki nilai akademis tinggi dan mampu aktif dalam sebuah organisasi. Hal ini disebabkan karena orang yang mampu menyeimbangkan kesibukannya berarti ia pandai mengatur waktu, pandai bersosialisasi, kritis, terbiasa menghadapi sebuah masalah dan mencari jalan keluarnya, serta lain sebagainya. Untuk itu, sangat penting bagi seorang pelajar dan atau mahasiswa bisa memaksimalkan nilai akademis dan bisa aktif dalam berorganisasi.

Di usia bumi yang sudah tidak muda lagi ini, sejak menempuh sekolah dasar hingga memasuki perguruan tinggi banyak ditemukan kegiatan di luar sekolah seperti ekstrakurikuler bagi para pelajar, atau unit kegiatan kampus bagi para mahasiswa. Fasilitas ini diberikan supaya anak sejak dini dapat memanfaatkan potensi yang ia miliki. Belajar bukan hanya dari buku, tapi beberapa keahlian membutuhkan praktik langsung.

Selain itu, orang yang memiliki nilai akademis tinggi dan aktif dalam berorganisasi adalah orang-orang yang serius dan tidak bermain-main atas tanggung jawab. Ia merasa bertanggung jawab terhadap biaya orang tua yang telah diinvestasikan pada pendidikannya. Ia juga merasa bertanggung jawab atas dirinya dengan melatih kemampuan sosialisasinya.

Sekolah dan kampus adalah dua hal yang dapat mengembangkan aktivitas otak kanan dan juga otak kiri. Orang yang memiliki nilai sempurna tidak akan lebih hebat dari orang yang memiliki kemampuan berorasi. Namun, orang yang pandai berdebat juga bukanlah orang yang hebat jika ia tidak memiliki pengetahuan yang luas. Maka dari itu, otak kanan dan otak kiri adalah dua hal yang sangat penting. Menyeimbangkan nilai akademis dan aktif berorganisasi adalah wujud dari perkembangan otak kanan dan otak kiri.

Sebagai seseorang yang berpedoman pada pancasila sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, kita harus mempercayai bahwa Tuhan menciptakan seseorang pasti dengan sebuah keahlian yang dimiliki. Hanya saja ini tentang bagaimana cara manusia memanfaatkan keahliannya tersebut.

Pendidikan bukan hanya tentang matematika, fisika, kimia, biologi, geografi, ekonomi, dan pendidikan sejarah. Pendidikan juga bisa diambil dari pengalaman yang berbentuk organisasi, kegiatan mahasiswa, kepanitiaan, dan lain sebagainya. Hal yang paling penting adalah jika manusia dapat memanfaatkan kedua hal tersebut dan menjadikannya sebagai sebuah hal yang luar biasa.  Anyway, don't stop believing.






Komentar